top of page
  • Writer's pictureRedaksi Ipedia

Tantangan AI dalam Dunia Jurnalistik dan Masa Depan Media

Kehadiran AI dalam dunia jurnalistik membawa kekhawatiran tentang keakuratan, etika, dan hilangnya peran jurnalis manusia. Meski demikian, adanya AI juga membuka peluang baru untuk efisiensi dan inovasi dalam industri media.


diskusi-ai-dan-media

Hai Teman Baik Ipedia!


Sebagai perempuan yang saat ini hidup berdampingan dengan kemudahan akses dunia digital, sudahkah kalian mendengar istilah AI? Sebagian pasti sudah familiar, bahkan menjadi penggunanya, namun sebagian lagi mungkin bertanya-tanya, apa itu AI?


AI (Artificial Intelligent) atau dalam bahasa Indonesia kecerdasan buatan merupakan teknologi yang memungkinkan mesin atau sistem komputer untuk meniru kecerdasan manusia. Contohnya saja belajar, berpikir, dan mengambil keputusan.


Dengan menggunakan algoritma dan data, AI dapat melakukan tugas-tugas kompleks secara otomatis, seperti pengenalan gambar, pemrosesan bahasa alami, dan analisis data. Terdengar sangat futuristic dan canggih ya?


Kehadiran AI ini memang diharapkan dapat membawa perubahan dalam efisiensi kerja manusia. Akan tetapi, bagi sebagian pihak, AI justru membawa tantangan tersendiri, bahkan ancaman akan tergantikannya pekerjaan mereka. Salah satu peran yang digadang-gadang akan tergantikan oleh AI di masa depan adalah jurnalis.


Kamis, 15 Agustus 2024 yang lalu, perwakilan dari tim Ipedia menghadiri sebuah diskusi virtual yang mengangkat tema mengenai Kecerdasan Artificial (AI) dengan judul Tantangan dan Dilema AI bagi Media dan Jurnalis.

diskusi-ai

Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) dan ICT Watch, serta didukung oleh Siberkreasi. Acara ini juga merupakan rangkaian dari kegiatan Road to Indonesia Digital Conference 2024.


Rangkaian Acara dalam Diskusi Kecerdasan Artificial (AI)

Diskusi yang menghadirkan Umi Kalsum dari AMSI/IDN Times sebagai moderator ini berlangsung mulai pukul 15.00 - 17.00 WIB. Umi memandu jalannya acara sehingga diskusi bisa berjalan dengan lancar.


Adapun narasumber yang menjadi pembicara dalam diskusi hangat tersebut antara lain Suwarjono (Wakil Ketua AMSI/suara.com) yang membuka acara ini dengan penyampaian pengantarnya.


Berikutnya, Prof Hammam Riza (Ketua Umum KORIKA) sebagai pemantik diskusi, Ninik Rahayu (Ketua Dewan Pers) yang dipercaya sebagai Keynote Speaker, Donny B.U (Advisor ICT Watch/GNLD Siberkreasi) dan Arrka Dhiratara (Satgas AI Dewan Pers) sebagai pemateri.


Diskusi pun berakhir setelah para narasumber menjawab pertanyaan-pertanyaan menarik dari para peserta yang hadir melalui zoom tersebut.


Masa Depan Jurnalis dan Media di Tengah Kehadiran AI

Prof Hammam Riza menyampaikan bahwa erat sekali peran AI dalam perkembangan dunia jurnalistik dan media. Jika sebelumnya jurnalis harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan riset atau membaca laporan, kini dengan bantuan AI, proses ini menjadi lebih efisien.


Alat-alat AI dapat mengumpulkan, menyaring, dan menganalisis data dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat cepat. Teknologi ini juga dapat menganalisis media sosial untuk mengidentifikasi tren atau opini publik.


Sebelum masa AI datang, jurnalis dan media sudah menghadapi tantangan eksistensi dari para content creator, contohnya saja blogger hingga influencer di berbagai media sosial.


Sering disebut sebagai citizen journalism, Pak Donny B.U memaparkan bahwa konten-konten yang dihasilkan oleh mereka sering kali lebih terasa dekat dengan audiens-nya. Hal ini menyebabkan, media bukanlah satu-satunya rujukan masyarakat dalam mencari informasi.


Lantas, yang dilakukan media untuk tetap mendapatkan posisi di hati masyarakat adalah dengan merangkul para citizen journalism tersebut. Caranya bisa dilakukan dengan bekerja sama dalam hal peliputan sebuah event, hingga memfasilitasi mereka untuk bisa berkarya di portal berita milik media-media secara online.


Giatkan membaca dan melakukan telaah berbagai ulasan atau referensi tentang tren AI dan dampaknya bagi industri media massa dan kerja-kerja jurnalistik. -Donny B.U

Sehingga, harapan ke depannya adalah jurnalis dan AI juga dapat berkolaborasi secara simbiotik. Di mana, jurnalis dapat dengan bijak menggunakan kecerdasan buatan ini sebagai alat bantu untuk memperkaya dan mengefisiensikan pekerjaan mereka.


Pentingnya Memahami Etika Penggunaan AI

Tantangan lain yang akan dihadapi dalam dunia jurnalistik seiring maraknya penggunaan AI adalah adanya risiko dari otomatisasi penuh dalam jurnalisme, seperti hilangnya pekerjaan dan penurunan kualitas jurnalisme.


Otomatisasi yang berlebihan dapat membuat konten terasa kurang personal dan empatik. Hal ini tentu mengurangi daya tarik secara emosional dan humanisme dalam jurnalisme. Selanjutnya, meskipun canggih, AI tetap tidak mampu menggantikan intuisi dan analisis kritis manusia, yang sangat penting dalam pelaporan investigatif dalam pembuatan sebuah berita.


Satu lagi yang tak kalah penting adalah adanya potensi bias algoritmik di mana AI dapat mereplikasi dan memperbesar bias yang ada dalam sebuah data. Ini dapat menyebabkan pelaporan yang dibuat oleh AI tidak seimbang atau bias.


Why has anxiety about AI been growing among media companies in recent years? -Arrka Dhiratara, S.Kom, M.Sc.

Oleh karenanya, Pak Arrka Dhiratara, S.Kom, M.Sc. menyebutkan penting sekali masyarakat pengguna AI, terutama para jurnalis untuk berpegang pada etika yang berlaku sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Pemerintah (SE) Menkominfo 9/2023 mengenai Etika Kecerdasan Buatan.


AI memang menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas dalam jurnalisme. Namun, integrasi AI dalam jurnalisme harus dilakukan dengan hati-hati, dan penuh tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara efisiensi teknologi dan intuisi manusia.


AI Kawan atau Lawan?

Teman Baik, penting bagi kita untuk tidak hanya melihat AI sebagai sekadar alat, tetapi juga memahami dampak etis dan tanggung jawab yang menyertainya. Sejatinya, AI dapat menjadi kawan yang memperkuat kualitas dan efisiensi media.


Akan tetapi, tanpa pemahaman yang tepat dan regulasi yang memadai, AI juga bisa menjadi lawan yang mengancam integritas dunia jurnalistik. Kolaborasi dan keseimbangan antara inovasi dan etika harus selalu dijaga guna masa depan media yang bertanggung jawab.

17 views0 comments

Comments


bottom of page