top of page
  • Writer's pictureRedaksi Ipedia

Eva Ariyani Muhadi, Epilepsi Tak Menghalangi Produktivitasku

Eva Ariyani Muhadi, sosok baik yang satu ini didiagnosis Orang Dengan Epilepsi (ODE). Namun, hal tersebut tak menghalanginya untuk tetap produktif. Mari simak cerita inspiratif dari Sosok Baik di artikel ini!


Hai Sahabat Ipedia!


Mari berkenalan dengan dengan Sosok Baik kali ini, Eva Ariyani Muhadi atau akrab dipanggil Mbak Eva. Lahir di Bojonegoro, 9 Januari 1985 ini adalah seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Saat ini Beliau bekerja di ranah domestik dengan segudang prestasi di bidang literasi. Salah satunya adalah Juara 3 Lomba Menulis Ibu dan Anak di Jawa Timur.


Terdiagnosa Epilepsi

17 Agustus 2009, Mbak Eva pertama kali mengalami kejang saat Ia sedang tidur. Saat itu usianya baru 25 tahun dan belum menikah. Saat itu keluarganya menganggap hal tersebut bukan sesuatu hal yang serius sehingga tidak dilakukan pemeriksaan apapun. Tahun 2011 setelah menikah dan melahirkan, Mbak Eva kembali mengalami kejang. Karena sudah mengalami kejang sebanyak 2x akhirnya keluarganya pun membawa Mbak EVA ke dokter spesialis saraf untuk mendapatkan pengobatan. Setelah dilakukan pemeriksaan CT-Scan, dokter menyatakan bahwa Mbak Eva mengalami epilepsi.


Kaget dan tidak menyangka, itulah perasaan Mbak Eva saat pertama kali didiagnosis epilepsi. Terlebih lagi, Ia tidak memiliki riwayat kejang saat masih kecil ataupun mengalami cedera kepala yang biasanya menjadi pemicu terjadinya epilepsi. Menurut dokter, epilepsi yang ia alami termasuk dalam epilepsi idiopatik atau epilepsi yang tidak diketahui penyebabnya. Hal ini bisa saja terjadi karena aliran listrik pada sel-sel otaknya berlebihan sehingga memicu terjadinya kejang.


Untungnya dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi, Orang Dengan Epilepsi (ODE) bisa sembuh dengan menjalani pengobatan teratur. Mbak Eva sendiri juga pernah menjalani terapi obat dari dokter yang perlahan diturunkan dosis obatnya hingga menjadi nol. Hingga akhirnya Ia dinyatakan sembuh. Namun, epilepsinya juga pernah kambuh, sehinga pengobatan epilepsi harus kembali dilakukan dari awal.


Tantangan Terberat Menjadi ODE

Sejak didiagnosis epilepsi, Mbak Eva menyadari bahwa dirinya berbeda dari orang lain yang non-epilepsi. Ada banyak pantangan dari dokter yang harus Ia patuhi, seperti tidak boleh terlalu capek, tidak boleh terlalu sedih, bahkan tidak boleh terlalu senang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya dan keluarga.


Tantangan juga Ia rasakan saat Ia mencoba untuk menulis. Begitu kepalanya pusing, Ia harus segera beristirahat bila tak mau epilepsinya kambuh. Namun, di sisi lain, Mbak Eva masih bersyukur karena kondisinya ini tidak terlalu banyak berdampak pada kehidupannya. Ia tetap bisa menjalani kesehariannya seperti biasa, selama menjaga batasan dan mematuhi anjuran dokter.


Kita semua sebagai manusia pasti ada tantangn atau kekurangan sendiri. Tapi, di balik kekurangan Tuhan juga berikan cara agar kita tetap bisa bermanfaat


Tetap Produktif dengan Menulis

Bergabung di Komunitas Ibu Profesional membuat Mbak Eva sangat bersyukur karena melalui komunitas ini Ia banyak bertemu banyak orang yang menginspirasi dan berada di lingkungan yang positif, sehingga Ia pun terpacu untuk terus belajar dan tetap produktif dengan kondisinya saat ini. Saat ini Ia aktif menulis seputar travelling di platform pribadinya. Agar bisa menjalani peran sebagai Ibu, Istri, dan Penulis, Mbak Eva memiliki metode khusus, yaitu Kandang Waktu.


Sahabat Ipedia penasaran seperti apa sih metode Kandang Waktu yang Mbak Eva terapkan? Seperti apa pula cara Mbak Eva agar tetap bisa bermanfaat untuk sekitarnya?


Saksikan video selengkapnya hanya di tayangan This Is Me: Produktivitas Menulis Bagi ODE (Orang Dengan Epilepsi) hanya di Ipedia Berita Baik berikut ini:




15 views0 comments

Comments


bottom of page